Kalau sudah waktunya, semua hal pasti akan dimudahkan oleh Yang Maha Kuasa. Kamu percaya? Saya sangat percaya!

Siapa sih yang ngga mau sekolah ke luar negeri? Rasanya banyak orang yang punya cita-cita sama dengan saya. Dari SMA, saya selalu ingin punya kesempatan untuk kuliah ke Eropa – Belanda dan London. SELALU! Tapi karena terbentur masalah biaya, jalan satu-satunya yang bisa saya tempuh adalah melalui program beasiswa. Puluhan kali saya mengajukan lamaran beasiswa pascasarjana ke lembaga-lembaga ternama seperti Netherlands Fellowship Program (NFP) dan Orange Tulip Scholarship, tapi puluhan kali juga saya selalu gagal sampai akhirnya kebal dengan penolakan-penolakan itu.
Bulan Mei kemarin, saya harap-harap-cemas menunggu email konfirmasi lamaran beasiswa saya ke University of Westminster di London, University of Twente di Belanda, dan 2-weeks Short Course Radio Netherlands Training Center (RNTC), yang semuanya berakhir dengan KEGAGALAN! Iya, saya gagal semuanya. Sedih, pasti! Sempat sangat merasa ngga berguna. Apa ya yang kurang? Proses move-on pelan-pelan saya lakukan dengan cari kesibukan di kantor. Lalu sedikit demi sedikit saya mencoba untuk mencari lagi kesempatan untuk meraih beasiswa.
Sampai kemarin sore (6/6) saat lagi di angkot menuju kota, saya nerima email dari Admission Officer RNTC, Mrs. Yvonne Smit. Dalam emailnya dia memberikan informasi bahwa, walaupun saya gagal menerima beasiswa dari NFP, tapi saya mendapatkan partial-scholarship dari RNTC untuk mengikuti 2-weeks short course Broadcast Management di Belanda bulan September – Oktober 2013, dengan pemotongan biaya 700 Euro. Artinya, dengan membayar biaya tambahan sebesar 700 Euro – Rp 8.400.00 – sudah termasuk tiket pesawat Jakarta – Belanda – Jakarta, asuransi, apartemen, visa, makan, transportasi lokal, uang saku, dan materi training, saya bisa berangkat ke Belanda!
Setelah saya ngobrol dengan orang tua dan cek uang tabungan saya, ternyata cukup nih uangnya… Saya meng-iya-kan tawaran itu dan sekarang saya lagi nunggu kiriman visa dan tiket pesawat. Yes! Saya akan sekolah ke Belanda!






Walaupun bukan full-scholarship dan hanya berlangsung selama 2 minggu, tapi saya yakin ini akan menjadi kesempatan yang sangat baik untuk karir saya. Siapa tau nanti disana saya dapat tawaran pekerjaan, ya kan? Oiya ngomong-ngomong soal kerjaan, sebetulnya saya belum dapat ijin dari HRD di ARDAN GROUP. Tapi kalaupun ijin itu ngga keluar, saya ikhlas. Saya akan tetep berangkat ke Belanda.
Biaya yang saya keluarkan sebanyak Rp 8.000.000 termasuk sangat murah. Kalau saya harus bayar sendiri, maka saya harus mengeluarkan biaya 2.050 Euro untuk sekolahnya – Rp 24.600.000 – dan biaya 1.500 USD – Rp 15.000.000 – untuk tiket pesawat Jakarta – Amsterdam – Jakarta, berarti total Rp 39.600.000! Ngga punya uangnya kalau banyak-banyak gitu :( Huhuhu!
Tadinya, uang 8 juta yang saya punya mau dipakai buat nonton The Killers di Singapura nanti September HAHAHAHAHAHA! Untung tiketnya belum sempet saya beli… Yah, memang udah rejeki saya, udah waktunya saya untuk sekolah ke luar negeri walaupun cuma 2 minggu. Insya Allah berkah… Jadi nanti September itu saya akan terbang dari Soeta ke Schipol di Amsterdam, lalu naik bis ke Hilversum. Saya juga dapet jatah traveling ke Amsterdam, tapi belum tau apakah setelah sekolah selesai atau saat weekend.
Jadi, tungguin cerita saya berikutnya ya! ***

Untuk merayakan pertandingan sepakbola Indonesia VS Belanda malam ini di Jakarta!
2 thoughts on “Saat The Killers Menyerah Pada Sekolah ke Belanda”